Rabu, 02 Juni 2010

Accu Awet Tahan Lama Sejak Beli

Zaman sekarang Aki Konvensional jelas tidak layak beli (teknologinya paling rendah), walaupun diembel-embeli kata 'Premium' sekalipun. Konon Aki Konvensional telah ada sejak jaman sebelum Perang Dunia II.

Accu Hybrid dan Accu Real Maintenance Free patut dipertimbangkan untuk dibeli, tetapi mengingat struktur Accu Real Maintenance Free lebih baik daipada Accu Hybrid, maka kalau hanya beda Rp.100Ribu lebih baik pilih Accu Real Maintenance Free. Merek tidak penting yang penting sudah ber-SNI.

Accu Mobil dirancang terutama untuk menghidupkan Mesin dimana Dinamo Starter membutuhkan Ampere yang sangat besar atau lebih tepatnya membutuhkan Cold Cranking Ampere (CCA) setinggi mungkin. Jelas Accu Real Maintenance Free dengan CCA yang lebih tinggi daripada Accu Hybrid merupakan pilihan yang tepat. Aki dengan Ah yang semakin besar, maka akan semakin besar pula CCA-nya, makanya jelas aki dengan AH besar lebih mudah menstarternya, jika ada dananya pilihlah selalu Accu Real Maintenace Free dengan AH sebesar mungkin (tentunya harus disesuaikan dengan tempat accunya.
Setelah mesin hidup dan mobil dijalankan, maka pengisian strum accu segera terjadi.
Jadi Accu Mobil tidak dirancang untuk dihabiskan strum accunya apalagi hanya untuk menstarter mobil. Oleh karenanya Accu Mobil dinamakan Shallow Cycle Battery.

Deep Cycle Battery yakni accu yang dirancang untuk dihabiskan (atau hampir habis) strum accunya baru kemudian di-charge kembali. Jarak antar pengisian yang satu dengan yang lainnya relatif lama (tidak segera).
Deep Cycle Battery digunakan misalnya untuk Mobil Golf dimana pemakaiannya mungkin satu minggu sekali demikian juga pengisian (charge) kembalinya.
Jika Accu Mobil dipaksakan untuk dipakai di Mobil Golf, maka dapat dipastikan umur Accu Mobil tersebut tidak akan lama. Sebaliknya Deep Cycle Battery boleh digunakan sebagai Accu Mobil, misalnya untuk Kendaraan Off-Road yang dipakainya mungkin sebulan sekali, tetapi mengingat Deep Cycle Battery tidak tahan panas, maka accu tersebut jangan ditaruh di ruang mesin.
Harga Deep Cycle Battery jauh lebih mahal daripada Shallow Cycle Battery (Accu Mobil).

Accu Mobil atau Shallow Cycle Battery sesuai dengan namanya, maka agar awet pemakaian strum akinya jangan melebihi 40% atau lebih tepatnya strum yang tersisa masih lebih besar dari 60%. Jadi kalau Accu 100 AH, maka usahakan agar selalu masih tersedia sedikitnya 60 AH.
Jelas menggunakan Accu Berkapasitas Besar pasti lebih awet daripada menggunakan Accu Berkapasitas Kecil, sehingga bila Accu Berkapasitas Lebih Besar harganya tidak banyak berbeda dengan yang Standar patut dipertimbangkan untuk membeli Accu Berkapasitas lebih Besar.

Menurut http://www.saft7.com/ :
Accu Konvensional Self Discharge-nya sebesar 0.8-1.0% volume/day.
Accu Hybrid Self Discharge-nya sebesar 0.5-0.6% volume/day.
Accu Maintenance Free Self Discharge-nya HANYA 0.1-0.2% volume/day.
Semakin kecil Self Discharge-nya tentunya semakin baik.
Perbedaan Self Discharge yang bisa mencapai 10X lipat antara Accu Konvensional dan Accu Maintenance Free juga memberikan Nilai Plus untuk Accu Real Maintenance Free.

Jadi mau accu kita awet tahan lama sebenarnya sudah bisa kita tentukan sejak beli!

Tambahan 8 Oktober 2010:
Mengingat telah setahun saya memakai aki tersebut dan performancenya sangat baik (Setelah 12 jam mesin mobil dimatikan, aki terukur masih 12.52V), maka ada baiknya saya ungkapkan merek accu tersebut, yakni: Global Battery.
Tambahan 9 Oktober 2012:
Telah 3 (tiga) tahun kupakai aki Globalku dan performancenya tetap sangat baik (Setelah 12 jam mesin mobil dimatikan, aki terukur masih 12.46V).
Tambahan 19 Desember 2012:
Berhubung Kepala Akinya sudah semakin kecil, maka pada tanggal 15 Nopember 2012, Aki Globalku yang telah berumur 3 tahun lebih 2 bulan, aku pensiunkan padahal masih baik. Aku ingin membeli merek Global lagi, tetapi penjualnya bilang udah tidak jual lagi, jadinya aku beli Aki Panasonic buatan Thailand 55D23L berkapasitas 60AH dengan CCA 320A (Selain Aki Global dan Panasonic, tidak semua Aki berani menyebut CCAnya, padahal semakin besar CCA semakin mudah menstarternya. CCA itu mirip Debit Air, semakin besar yaa semakin baik).
Tambahan 21 Nopember 2014:
Telah 2 (dua) tahun umur aki Panasonicku. Berturut-turut setiap pagi selama  3 (tiga) hari, sebelum mesin dihidupkan, aki kuukur voltagenya, selalu menunjukkan 12.43V, lebih rendah dari 12.52V dan 12.46V di atas, hal ini wajar karena aki dengan kapasitas AH yang lebih kecil memang biasanya lebih cepat rusak. Tetapi 12.43V masih cukup baik, karena kalau 12.30V berarti kapasitas akinya tinggal setengahnya, misalnya semula 60AH, berarti dicharge maksimalpun isinya hanya 0,5x60AH=30AH. Untuk menstarter diperlukan kurang lebih 15AH. Bayangkan jika kita menggunakan aki 35Ah, setelah setahun biasanya aki tersebut sudah maksimal dengan 12.30V atau berarti tinggal 0,5x35AH=17.5AH, pas-pasan untuk menstarter. Jadi membeli aki dengan kapasitas lebih besar akan menguntungkan, karena lebih awet, walaupun harganya lebih mahal. Tidak perlu bawaan pabrik yang hanya 32AH diganti dengan yang 60AH, cukup diganti dengan yang 45AH. Tentunya dengan 60AH atau 80AH, starter akan jauh lebih mudah dan dinamo starterpun menjadi lebih awet. Saya juga pernah menggunakan aki dengan kapasitas 95AH, jadi saya bisa membedakan kemampuan/kapasitas masing-masing aki, apalagi hal ini dilakukan pada mobil yang sama.
Tambahan 1 Desember 2014:
Jika pada pagi hari accu diukur menunjukkan 12.43V dan mobil didiamkan hingga keesokan harinya, maka ketika diukur menjadi 12.41V (terpakai untuk sistem alarm, jam dan sangat sedikit hilang karena self discharge dari accu Maintence Free), selanjutnya menjadi 12.39V dan kemudian 12.37V. Jika pada kondisi12.37V mobil dipanaskan selama 3 menit secara idle tanpa digas-gas, maka keesokan harinya ketika diukur menunjukkan tetap 12.37V. Jadi Accu Maintenace Free dengan kapasitas yang agak besar cocok untuk mobil yang jarang dibawa jalan. Selanjutnya menjadi 12.35V, 12.33V dan seterusnya. Saya pernah coba mendiamkan mobil hingga 10 hari, karena ditinggal mudik dan ketika distarter masih OK, hal ini tak dapat dilakukan untuk accu non Maintenance Free apalagi yang ber AH (kapasitas) kecil. Ingat accu non Maintenance Free self discharge-nya besar, jadi cepat drop.
Tambahan 13 Januari 2016:
Telah 3 (tiga) tahun lebih umur aki Panasonicku. Pada pagi hari, sebelum mesin dihidupkan, tegangannya mencapai 12.41V
Tambahan 12 Februari 2016:
Kemarin terpaksa ganti aki, karena kata bengkel akiku telah rusak dan dia cukup kagum bahwa akiku telah 3 tahun setengah lebih umurnya, biasanya aki hanya bertahan sekitar satu setengah tahun. Di bengkel itu pula saya belajar bahwa aki Maintenance Free yang menurut bengkel disebut aki kering memang tidak tahan panas. Jadi kalau pagi hari distarter yaa tokcer, tetapi kalau sudah dijalankan sepuluh menit saja, kemudian berhenti, maka ketika distarter, mobil tak dapat hidup, tetapi jika didinginkan setengah jam dan mobil distarter, maka mobil dapat hidup. Perlu bantuan orang lain untuk mentes berapa voltage aki tersebut, ketika sedang distarter. Ternyata ketika distarter pada saat aki dalam keadaan panas, maka voltage turun hingga 8 Volt dan tentunya mobil tidak bisa hidup. Didiamkan hingga setengah jam dan distarter, maka mesin mobil dapat hidup dan ketika itu voltage turun hingga 9.35 Volt. Saya membeli aki bekas saja merek GS (bukan Maintenance Free), tetapi dengan AH yang sama dengan Panasonic lamaku seharga Rp250.000 plus Rp Rp50.000, karena aku tak mau memberikan aki lamaku sebagai tukar tambah. Aki lamaku akan aku pakai sebagai jumper saja, kalau perlu, toh kalau dingin masih baik. Mengapa aki Maintenance Free kalau panas tidak dapat dipakai menstarter mobil, setelah saya pikir-pikir, bagaimanapun kebocoran cairan pasti ada, walaupun mungkin hanya sedikit demi sedikit. Dengan berkurangnya cairan ketika panas (menguap), maka sel-sel bagian atas tidak terendam cairan, maka performanya turun dan ketika didinginkan, maka uap telah menjadi cairan kembali dan semua sel terendam kembali, jadi kalau dingin yaa mudah distarter.
Tambahan 8 April 2016:
Karena aki GSku bukan Maintenance Free, maka perlu penambahan air secara berkala. Tentu saja bisa menggunakan air aki bertutup biru yang sebenarnya air dengan mineral yang sangat minimal. Bisa berasal dari hasil penyulingan (aquadest) atau hasil dua kali penyulingan (aqua bidest), tetapi yang umum sekarang adalah hasil dari reverse osmosis. Berhubung 1 liter air aki bertutup biru harganya sekitar Rp 10.000, maka saya menggunakan air tanpa mineral merek Amidis, Cleo dan yang terakhir merek Rivero seharga Rp 3,200 untuk 1,5 liter. Pada botol Rivero terdapat embossed Reverse Osmosis Treatment dan pada labelnya tercantum tulisan Air Minum Dimurnikan dengan Total Dissolved Solids lebih kecil dari 10ppm. Sebenarnya saya sudah lama menggunakan Amidis untuk menambah cadangan tangki radiator, karena waktu itu merek Cleo dan Rivero belum ada. Radiator sebaiknya memang diisi dengan air jenis ini, agar keraknya minimal, karena yang menjadi kerak adalah mineralnya, jadi semakin sedikit mineralnya, maka akan semakin sedikit keraknya. Sejauh ini penggunaan air jenis ini pada aki tidak menimbulkan masalah apapun.
Tambahan 20 Mei 2016:
Aki yang kubeli dalam keadaan bekas ternyata hanya tahan 3 bulan. Jadi rugi beli aki bekas.
Akhirnya aku beli aki GS Hybrid 55D23L 60AH seharga Rp 770.000, tetapi karena tukar tambah dengan aki lama, maka cukup membayar Rp 670.000,-.
Tambahan 28 Juni 2019:
Lama tidak berjumpa, karena akiku tak bermasalah, tapi aku ganti aki, karena sudah 3 tahun dan udah berat untuk distarter, kalo pagi hari sih tokcer. Ternyata satu sel udah mulai rusak, dindingnya mulai kembung dikit. Sel yang mulai rusak terletak paling ujung, atau kalo di mobil terletak paling depan, kemungkinan pada saat berhenti pada jalan menanjak, air aki rada kurang dan plat aki bagian atasnya tidak terendam. Setelah browsing internet, maka tempat yang jual aki bermacam-macam merek terletak di Pom Bensin Rawa Panjang sebelah Lotte Mart, toko Aki Cs, 021-96362680 dan 0822 9856 7779. Aku tukar tambah dengan Incoe 80D26L 68AH CCA 490 seharga Rp 1juta pas, aki basah, aku tahu jenis ini self dischargenya besar, tapi aku mau mengcharge akiku, setelah mobil tidak dihidupkan untuk waktu yang lama, soalnya Lebaran kemarin, mobilku baru dihidupkan kembali setelah 11 hari. Toh sekarang melalui online udah ada charger 5AH seharga lebih sedikit dari Rp 150,000. Memang lama menchargenya, tapi charger sekarang kan udah auto shut-off, jadi gak usah kuatir overcharge. Ukuran aki 55D23L adalah 232x179x225mm, sedangkan ukuran aki 80D26L adalah 260x179x202mm. Mau ukuran aki lebih besar tidak bisa, karena bak aki lebarnya terbatas, jadi pakai aki Maintenace Free dengan AH besar gak bisa, soalnya bagian bawah akinya ada sayapnya untuk cantolan, jadinya lebih lebar, untuk MF dengan AH kecil sih kagak punya sayap. Toko aki lainnya yang punya macam-macam merek yaitu Hoki Motor, banyak tokonya di Jakarta, salah satunya di Otista Raya nomor 7, 021-8194885 dan 0856 9292 0555. Waktu saya cek aki Incoenya lagi kosong.

Senin, 03 Mei 2010

Accu GS Premium Hybrid Hijau vs Coklat (HCCA)

Aki GS Premium sebenarnya accu Konvensional belaka. Dinamai Premium mungkin biar keren, tetapi ini bisa menyesatkan. Celakanya kalau bertanya kepada para penjual accu skala kecil mereka bilang yang paling laku yang Premium. Ditanya lebih lanjut bagus mana yang Premium atau Hybrid; Jawabnya sama saja dan awetnya tergantung dari Pemakaian dan Perawatan. Mereka juga cenderung menganjurkan beli yang GS Premium saja dengan iming-iming harga yang lebih murah.
Padahal pada tulisan saya terdahulu jelas kedua konstruksi accu ini berbeda.
Pada penjual accu skala besar saya bertanya hal yang sama dan jawabannya lebih baik beli yang Hybrid apalagi selisih harganya tidak banyak (Untuk aki s/d 50AH beda Rp.5Ribu s/d Rp.15Ribu dan untuk aki berkapasitas lebih besar bedanya Rp.15Ribu s/d RP.30Ribu saja).
Penjual accu skala kecil banyak menyimpan Accu GS Premium, karena dapat disimpam sampai 2 tahun (pengisian air aki, kalau sudah ada pembelinya). Sedangkan Accu GS Hybrid, karena sudah diisi air aki oleh pihak Astra sesudah berumur 6 atau 7 bulan sejak diisi harus dikembalikan/diretur (Bulan pengisian air aki tercantum pada dos aki yang bersegel). Jika ada kenaikan harga tentunya penjual yang menyimpan Accu GS premium akan diuntungkan pula.

Accu GS Hybrid Coklat (High CCA) lebih langka lagi ditemui di penjual accu skala kecil dibandingkan Accu GS Hybrid Hijau. Yang Coklat tak mempunyai 'mata kucing' untuk memonitor strum aki, sedangkan yang hijau memilikinya. Menurut penjual accu skala besar 'mata kucing' itu sebenarnya tidak perlu dan tidak manfaat, karena hanya memonitor 1 (satu) sel aki saja, padahal 1 (satu) sel aki saja rusak dari 6 (enam) sel aki tamatlah riwayat aki tersebut.
Yang Coklat lebih murah antara Rp.15Ribu s/d Rp.20Ribu daripada yang Hijau dan konon memiliki Cold Cranking Ampere yang lebih tinggi daripada yang Hijau dan karenanya dinamai High CCA. Apa memang begitu? Saya belum yakin! Karena selama accu masih tergolong Accu Hybrid, CCAnya tak akan dapat menyamai CCAnya Accu Real Maintenance Free. Konon yang Coklat tidak bayar lisensi kepada GS, karena designnya diciptakan sendiri oleh Astra???

Accu GS Maintenance Free lebih lebih langka lagi ditemukan di penjual accu skala kecil, karena harganya lebih mahal daripada Accu GS Hybrid Hijau sekitar Rp.150Ribu s/d Rp.250Ribu.
Menurut salah satu penjual accu skala besar Accu GS Maintenance Free lebih sering jebol dibandingkan Accu Maintenance Free buatan Korea yang sudah ber-SNI, padahal Accu GS Maintenance Free lebih mahal sekitar Rp.50Ribu hingga Rp.150Ribu daripada Accu Maintenance Free buatan Korea yang sudah ber-SNI. Accu Maintenance Free buatan Korea tersebut, jika dibandingkan dengan Accu GS Hybrid Hijau jadinya hanya lebih mahal sekitar Rp.100Ribu saja.
Tentunya memilih Accu Maintenance Free buatan Korea tersebut sangat tepat mengingat keunggulan-keunggulannya (Struktur Accu Real Maintenance Free memang berbeda dan lebih baik daripada Struktur Accu Hybrid http://mobil-timor.blogspot.com/2010/04/accu-premium-hybrid-vs-real-maintenance.html - tulisan saya sebelumnya). Line of Product buatan korea tersebut juga sangat lengkap, sedangkan Accu GS Maintenance Free yang sering (walaupun langka) dijumpai hanya sampai NS70 65AH dan hanya untuk mobil Jepang (JIS) dan tidak untuk mobil Eropa (EN&DIN).

Kalau kepepet membeli aki siiih bisa dimana aja yang penting mobilnya jalan. Tetapi jika memungkinkan belilah accu di penjual accu skala besar, karena mendapat discount sekitar Rp.50Ribu hingga Rp.75Ribu. Hanya saja sama sekali tidak dianjurkan membeli accu di penjual accu skala besar berjaringan yang masih satu grup dengan salah satu merek pembuat accu, karena selain hanya menjual satu merek aki tertentu, tidak mendapat discount juga aki bekas kita dibeli lebih murah. Kalaupun ada iklan yang menyatakan akan membeli aki bekas kita dengan harga tinggi itu hanya untuk waktu yang sangat terbatas.
Yang lebih gila lagi penjual accu skala besar tertentu berani memberikan garansi untuk Accu Maintenance Free buatan Korea selama 6 bulan, sedangkan garansi pabriknya sebenarnya hanya 3 bulan. Penjual accu skala kecil malah memberikan garansi hanya 1 bulan saja.
Walaupun namanya penjual accu skala besar, tetapi hanya beli 1 (satu) aki juga boleh kok.

Saya telah membuka http://www.gs.astra.co.id/ (entah ini situs resminya atau bukan?) dan mendapatkan tulisan Underconstruction dan harap menghubungi marketing@gs.astra.co.id . Hingga kini dan berarti sudah lebih dari 2 (dua) minggu belum ada tanggapan/email apapun dari si pembuat situs.
Ini sangat berbeda dengan Accu Maintenance Free buatan Korea yang memiliki situs yang sangat transparant dan informatif. Harga-harganyapun tercantum semuanya berikut CCAnya.
Dengan adanya Pasar Terbuka Asean + 3 (Cina, Jepang dan Korsel), maka diperkirakan aki buatan Korea Selatan ber-SNI akan semakin marak berkeliaran di Indonesia.
Dalam Iklim Globalisasi dan mudahnya mengakses Internet, maka pedagang yang jujur dan transparanlah yang akan unggul.
Pembeli semakin Cerdik dan Cermat; Tidak ingin Membeli Kucing Dalam Karung!

Setuju tidak setuju siapapun boleh menghubungi: gsarwa@indosat.net.id

Jumat, 09 April 2010

Accu Premium Hybrid vs Real Maintenance Free

Lead Acid Battery atau Aki/Baterai Asam Sulfat (H2SO4) terbagi menjadi:
1. Aki Antimonial (Antimonial Battery) menggunakan logam antimoni pada lempengan positip dan negatipnya.
2. Aki Hibrida (Hybrid Battery) pada lempengan negatipnya telah menggunakan senyawa Calcium.
3. Aki Kalsium (Calcium Battery) pada lempengan positip dan negatipnya keduanya menggunakan senyawa kalsium.

Pada merek-merek accu tertentu dibedakan dengan kata Premium, Hybrid dan Maintenance Free.
Pada accu Premium pemeriksaan ketinggian air accu mutlak dilakukan berkala. Sekali saja satu sel tidak terendam sepenuhnya dengan air accu, maka kerusakan accu telah terjadi dan akhirnya tak dapat digunakan. Proses kerusakan accu berjalan Progresif oleh karenanya sekali saja proses kerusakan telah dimulai, maka siap-siaplah segera membeli accu baru.
Sedangkan pada accu Hybrid penguapannya relatif lebih rendah, sehingga pengecekan ketinggian air accu dapat lebih jarang dilakukan.

Maintenance Free Abal-abal vs Real Maintenance Free.
Beberapa produsen mungkin menggunakan kata Maintenance Free untuk Accu Calciumnya. Walaupun accu Calcium penguapan air accunya lebih rendah lagi daripada accu Hybrid, tetapi tetap saja ketinggian air accu harus dimonitor melalui lubang pengisian air accu. Inilah Accu Maintenance Free Abal-abal, karena sesungguhnya tidak sejati Maintenance Free.
Pada Accu Real Maintenance Free, maka lubang pengisian air accu tidak terdapat atau setidaknya tidak tampak dari luar, karena ditutup dengan cover yang menyatu dengan body (sealed). Penguapan yang terjadi diperangkap dan dikondensasikan, sehingga permukaan air accu relatif stabil. Penambahan air accu mustahil dilakukan dan memang tidak perlu dilakukan sama sekali.

Harga Accu Real Maintenance Free buatan Korea lebih tinggi sekitar Rp. 150.000,- daripada Accu Hybrid. Untuk accu berkapasitas kecil selisih harga ini cukup lumayan, tetapi untuk accu berkapasitas besar selisih ini mungkin tidak berarti mengingat kelebihan-kelebihan Accu Real Maintenance Free apalagi jika dibandingkan dengan Accu Maintenance Free Abal-abal selisih harganya lebih kecil lagi dan semakin tidak berarti.

Kelebihan-kelebihan Accu Real Maintenance Free.
1. Benar-benar Bebas Perawatan.
Tidak perlu mengecek dan menambah ketinggian air accu sama sekali.
Ketinggian air accu dan keasamannya sangat stabil.
2. Daya Simpan Listrik Lebih Lama.
Walaupun tanpa membuka/memutus kutub negatip accu dan mobil tidak dihidupkan tiap hari, listrik yang tersimpan masih cukup untuk menghidupkan mesin.
3. Daya Start Sangat Besar.
Cold Cranking Ampere (CCA) sangat tinggi, sehingga meringankan dan memudahkan starter dengan perkataan lain Nendang Banget!
4. Bebas Korosi.
Penguapan air accu hampir tidak ada jadi korosi pada kutub maupun konektor dan chassis diminimalkan.

Memang tampaknya sekarang sudah jamannya Accu Real Maintenance Free, tetapi jangan salah pilih: Jangan Beli Accu Maintenance Free Abal-abal.